Filipi 3:13b-14 …dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan
berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan
sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
Rio de Janeiro, Minggu malam, 15 Agustus 2016. Gegap gempita memenuhi udara. Sebuah medali emas olimpiade dimenangkan oleh Wayde van Niekerk, seorang pelari berumur 24 tahun dari Afrika Selatan. Saat itu, Wayde bukan hanya memenangkan medali emas, atau memecahkan rekor kecepatannya sendiri di pertandingan sebelumnya. Namun ia juga berhasil mencetak rekor dunia terbaru untuk pertandingan lari jarak 400 meter.
Dalam suatu wawancara, ia mengatakan bahwa ketika ia mencapai 200 meter pertama, ia menyadari bahwa ia telah meninggalkan para pelari lainnya. Ketika itu juga, ia dapat membayangkan medali emas menjadi miliknya. Hal tersebut memotivasinya untuk terus memacu diri. Fokusnya tetap kepada medali tersebut, bukan kepada pelari lain di belakangnya.
Jika kita melihat sejarah Wayde sebagai seorang pelari, kita akan mengetahui bahwa ia tidak selalu menjadi juara. Terkadang ia menang, terkadang ia juga kalah. Namun kegagalan tidak membuatnya redup, pun kesuksesan tidak membuatnya berpuas diri. Ia terus melatih dirinya, Ia terus berjuang, Ia tetap setia kepada visinya untuk menjadi yang tercepat dalam sejarah dunia lari.
Seharusnya, seperti itu jugalah kita dalam menyikapi impian kita. Kita jangan sekadar bermimpi, tetapi milikilah visi yang jelas. Tanpa visi yang jelas, kita akan mudah terombang-ambing. Sebaliknya, visi yang jelas akan membuat pandangan kita tetap terarah ke depan dan terus berjuang untuk mendapatkannya. Apa pun yang terjadi. Jangan biarkan diri kita terpaku kepada masa lalu, berbagai permasalahan, maupun ketidakmampuan kita. Bersetialah kepada visi yang sudah Tuhan berikan dalam hidup kita. Maka, setiap usaha kita bukanlah suatu gerakan yang sia-sia. Doa kita juga menjadi terarah. Ketika kita berdoa dengan visi dan impian yang jelas di dalam hati kita, kuasa Roh Kudus pun akan bekerja. Dia akan menyatakan karya mujizat-Nya. Bahkan dalam setiap area hidup kita. (MV.L)
Ketika Bob belum memikirkan visi dan impiannya di tempat yang baru, Bob menjadi kecewa, ia merasa menjadi orang yang terbuang, seolah hasil pekerjaannya yang lalu tidak dihargai perusahaan. Tetapi ketika ia sudah menetapkan visi dan impiannya, semangatnya mulai timbul, ia merasa tertantang dan akhirnya ia berhasil. Bahkan yang tidak pernah ia pikirkan pun diberikan perusahaan kepadanya, yaitu promosi jabatan. Demikian juga dengan kita, saat kita merasa jenuh, seolah mentok, usaha dan pengorbanan kita disepelekan, ayo bangkit! Tetapkan visi dan impian baru, pompa semangat kita, mulai kerjakan lagi, kerja lebih keras. Tuhan menyediakan keberhasilan, bahkan lebih dari itu, kita akan dipilih untuk menjadi alat-Nya melakukan perkara besar, mengerjakan hal-hal yang ajaib. Amin.